Senin, 14 November 2011

SEPEDA TUA

Pada suatu hari saya melihat sebuah sepeda tua parkir di depan tongkrongan wartel ketika masih kuliah. Langsung saya berdecak kagum, Bagus banget! Keren! hmm... tapi pasti mahal. Mahal adalah asumsi ke sekian dari beberapa pemikiran saya mengenai keberadan sepeda tua itu. Bentuknya yang cantik berlogo "S" simplex. body besar. cat-nya rapih mengkilap dengan pernak pernik lampu karbit besar merk "Lucas" ( yang saya baru tahu konon harganya bisa mencapai Rp10jt!)
    Lampunya saja harganya 10jt. gemana sepedanya? wah. sampe kapan nabung buat beli sepeda kayak gini?(secara motor aja belum punya).  trus beli di mana? Sepeda tua kayak gini siapa yang mau ngejual? Jadi tergeraklah saya untuk mencari tahu lebih banyak dari internet. dan.. Saya mendapatkan informasi yang luar biasa.
     Ternyata di Indonesia terdapat beberapa klasifikasi mengenai jenis sepeda tua. Buatan Eropa atau Asia? (walaupun ada juga yang buatan Afrika). Type Laki atau perempuan? Jenis rangka biasa atau menyilang? Nomer seri dll.. Wah Ribet ya? Trus kalo mau beli ya siapkan saja uangnya. Sepeda oh sepeda.. 
                                                      
                                                 .......Pake bmx aja!- Gundulmu!.....
    Yang saya bisa cuma berdoa. semoga nemu" barang langka tersebut kapan kapan. Ammin. Eh ternyata. ketika saya mudik bersama keluarga beberapa tahun yang lalu. Saya menemukan sebuah rangka sepeda tanpa roda di rumah mbah"( panggilan kakek bagi orang jawa). Jelek banget. tua, lusuh, usang berkarat di onggokkan bersama kayu bakar dan barang tua. tapi ada mereknya. "AsiaBike".
Cari tahu di internet, buku dan almanak sepeda tua. Ketemu! AsiaBike adalah merek sepeda buatan jepang yang masuk ke Indonesia pada masa pasca kemerdekaan. Dulu harganya murah. perbandingannya 1 sepeda Eropa = 3 sepeda Jepang. Yah.. lemas. Tapi dengan semangat saya melanjutkan misi ini. Setelah membeli pernakpernik yang ga penting seperti ban dan pedal maka dengan membonceng di atap mobil kijang bersama tas dan koper dan di tutup terpal layaknya pemudik lainnya. maka sampailah dia di Bekasi. 

    Stigma sepeda murah tersebut lambat laun mulai memudar. Ternyata lebih mudah menemukan sepeda Eropa daripada sepeda Asia seperti ini. Hal ini kian menetapkan hati saya untuk tidak berpaling ke yang lain karena keberadaannya yang sangat sangat langka. Dan ternyata sampai hari ini dia semakin cantik.

  



Tidak ada komentar:

Posting Komentar